Monthly Archives: May 2013

KUMPULAN NASEHAT

Lihatlah orang-orang yang dibawahmu dalam urusan harta dunia, dan jangan sekali-kali melihat yang berada di atasmu, supaya kamu tidak meremehkan karunia Allah yang diberikan kepadamu.

(Nabi Muhammd SAW)

Jangan sekali-kali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu seperti ketika kamu menyambut temanmu dengan menampakkan wajah berseri-seri.

(Nabi Muhammad SAW)

Orang dermawan dekat kepada Allah, dekat pada rahmat-Nya, serta selamat dari siksa-Nya. Sedang orang kikir, jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya dan dekat sekali kepada siksa-Nya.

(Nabi Muhammad SAW)

Tanda tanda orang yang celaka antara lain: Bergairah dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan haram, menjauhi nasihat ulama dan selalu menyendiri jika mengerjakan shalat.

(Nabi Muhammad SAW)

Hidup didunia hanya merupakan tempat tinggal sementara untuk melanjutkan perjalanan nan jauh menuju keabadian.

(Nabi Muhammad SAW)

Cintai dan sayangilah para fakir miskin, maka Allah akan menyayangimu.

(Nabi Muhammad SAW)

Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

(Nabi Muhammad SAW)

Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.

(Nabi Muhammad SAW)

Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia.

(Nabi Muhammad SAW)

Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian.

(Nabi Muhammad SAW)

Perbanyaklah kamu mengingat mati, karena hal itu bisa membersihkan dosa dan menyebabkan zuhud atau tidak cinta kepada dunia.

((Nabi Muhammad SAW)

Ada dua hal tidak tertandingi kejelekannya, yaitu: Berbuat syirik dan membuat rugi umat Islam. Begitu pula, terdapat dua perkara yang tidak tertandingi kebaikannya, ialah : Beriman kepada Allah, serta memberi manfaat kepada umat Islam.

(Nabi Muhammad SAW)

Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat.

(Umar bin Khatab)

Barang siapa yang jernih hatinya, akan diperbaiki Allah pula pada yang nyata di wajahnya.

(Umar bin Khatab)

Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat yang dapat menimbulkan persangkaan, maka janganlah menyesal kalau orang menyangka buruk kepadanya.

(Umar bin Khattab)

Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut.

(Umar bin Khattab)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.

(Umar bin Khatab)

Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang kerana mereka telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang bukan zaman engkau.

(Umar bin Khattab)

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.

(Umar bin Khatab)

Siapa takut kepada Allah, maka tidak hidup marahnya, Siapa yang bertaqwa kepada-Nya, niscaya tidak mengerjakan sesukanya.

(Umar bin Khathhab)

Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehinga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala kelemahan dan kehinaanku.

(Ali Bin Abu Thalib)

Kebahagiaanku jika mati sebelum baligh lalu aku dimasukkan kedalam syurga, tidak sebahagia jika aku hidup sampai tua dalam keadaan mengenal Allah yaitu yang paling bertaqwa, rajin mengerjaklan ibadah serta menerima apa apa yang telah di berikan Allah kepadaku.

(Ali bin Abu Thalib)

Pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan umat, sedang pengkhianat yang paling keji yaitu pengkhianatan pemimpin.

(Ali bin Abu Thalib)

Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama.

(Umar bin Abdul Azis)

Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun, asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang telah kuberikan itu.

(Imam Syafi’i)

Orang yang hanya sehari-harinya hanya sibuk mencari uang untuk kesejahteraan keluarganya, maka mustahil ia mendapat ilmu pengetahuan.

(Imam Syafií)

Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan kehinaan.

(Imam Syafií)

Aku tidak pernah berdialog dengan seseorang dengan tujuan aku lebih senang jika ia berpendapat salah.

(Imam Syafií)

Setiap manusia mempunyai orang yang dicintai dan yang dibenci. Tapi bagimu, jika ada maka berkumpullah kamu dengan orang-orang yang bertaqwa.

(Imam Syafií)

Ciri-ciri ulama akhirat antara lain: dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak bertaqwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata : aku tidak tahu.

(Imam Ghazali)

Apabila secara kebetulan kamu menjadi orang yang dekat dengan penguasa, maka berhati-hatilah kamu seolah-olah kamu sedang berdiri di atas pedang yang tajam sekali.

(Imam Ghozali)

Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari.

(Imam Ghozali)

Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut: Banyak makan makanan yang rasanya masam, sering bersedih, banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu, serta sering melakukan hubungan seksual.

(Imam Ghazali)

Barang siapa tidak peduli terhadap nasib agama, berarti ia tidak punya agama, barang siapa yang semangatnya tidak berkobar-kobar jika agama Islam ditimpa suatu bencana, maka Islam tidak butuh kepada mereka.

(Imam al-Ghazali)

Orang-orang yang tidak mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsunya, maka tidak akan mendapat pujian dari orang banyak.

(Imam al-Ghazali)

Aku akan mencari ilmu hanya karena Allah, dan aku tidak akan mencari jika untuk selain Allah.

(Imam al-Ghazali)

Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal.

(Imam Al Ghazali)

Aku tak suka memakai baju baru, hal itu kulakukan karena aku takut timbul iri hati tetangga-tetanggaku.

Teman yang tidak membabantu kesulitan seperti halnya musuh. Tanpa saling membantu maka hubungan teman tak akan lama. Telah kucari teman sejati dalam setiap masa, akan tetapi usahaku itu siasia belaka.

(Imam Syafií)

Jika Allah bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja, akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu?

(Hasan al Banna)

Ya Allah! Seandainya Engkau akan mengadili kelak pada hari kiamat, maka jangan Kau adili aku di dekat Nabi Muhammad, karena aku merasa malu jika mengaku sebagai umatnya padahal hidupku penuh dengan perbuatan dosa.

(Muhammad Iqbal)

Kehidupan seorang mukmin ibarat matahari, terbenam di suatu wilayah untuk terbit di wilayah lainnya. Dia selalu bersinar dan hidup serta tak pernah terbenam selamanya.

(Muhammad Iqbal)

OLEH cinta pribadi kian abadi

Lebih hidup, lebih menyala, dan lebih kemilau

Dari cinta menjelma pancaran wujudnya

Dan perkembangan kemungkinan yang tak diketahui semula

Fitrahnya mengumpul api dari cinta

Cinta mengajarinya menerangi alam semesta

Cinta tak takut kepada pedang dan pisau belati

Cinta tidak berasal dari air dan bumi

Cinta menjadikan perang dan damai di dunia

Sumber hidupyalah kilau pedang cinta.

(Muhammd Iqbal)

Pedagang yang berhati lemah takkan pernah untung ataupun rugi. Malah ia rugi. Ya, seseorang harus menyalakan api supaya memperoleh cahaya.

(Jalaludin Rumi)

Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga.

(Syeikh Abdul QadirJailani)

Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendakalah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang.

(Syaikh Abdul Qodir Jailani)

Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya.

(Syaikh Abdul Qodir Jailani)

Mengerjakan sesuatu sesuai dengan ketentuan hukum syara’ berarti menuju jalan kebahagiaan baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Dan hendaklah kamu merasa takut jika kamu berpisah dengan orang-orang yang ahli di bidang agama.

(Syaikh Abdul Qadir Jailani)

Orang yang mengerti ilmu fikih berarti ia bisa makrifat kepada Allah dengan ilmunya menyebabkan ia kenal kepada-Nya. Bahkan dengan ilmunya ia bisa mengajar orang lain sampai pandai.

(Syeikh Izzuddin bin Abdussalam)

Andaikata seseorang mau memikirkan kebesaran Allah, maka ia takkan sampai hati untuk melakukan perbuatan perbuatan dosa.

(Bisyir)

Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun.

(Fudlail bin Iyadl)

Dalam shalatku selama 40 tahun, aku tak pernah lupa mendo’akan guruku yang bernama Imam Syafi’i. Itu kulakukan karena aku memperolah ilmu dari Allah lewat beliau.

(Yahya bin Said al-Qathan)

Orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amalnya akan sia-sia belaka, karena tidak diterima oleh Allah.

(Ibnu Ruslan)

Fikiran merupakan sumber dari ilmu, sedang ilmu itu sendiri merupakan sumber amal.

(Wahb)

Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah.

(Abul Hasan as-Sadzili)

Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan.

(Abdullah bin Abbas)

Berfikir sesaat sungguh lebih mengesankan ketimbang mengerjakan shalat sepanjang malam.

(Hasan Bashri)

Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama.

(Abu Abdilah al- Shdiq)

Berhati-hatilah dari berteman dengan : Ulama yang bersikap tak peduli, pecinta ajaran sufi yang bodoh serta pemimpin-pemimpin yang lalai.

(Sahl bin Abdullah)

Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuai dengan nafsu atau seleramu.

(Lukman Hakim)

Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah.

(Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani)

Barang siapa senang menjadi pemimpin, maka ia tidak akan mendapat kemenangan untuk selama-lamanya.

(Fudhail bin Iyadh)

Siapa yang pada hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri maka pada esok ia pun akan memikirkan dirinya saja. Lebih dari itu, siapa yang pada hari ini memikirkan Allah maka besok ia akan selalu memikirkan Allah pula.

(Abu Sulaiman)

Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada mencacinya. Mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi. Dan memutuskan tali silaturahmi lebih baik dari pada bertengkar.

(Seorang Ulama)

Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman.

(Sahl Ibnu Abdullah)

Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah.

(Ibnu Atha)

Jika seseorang mati dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang di hutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang.

(Ibnu Abdusalam)

Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu.

(Lukman Hakim)

Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka ilmu akan hilang dengan sendirinya.

(Sufyan ats-Tsauri)

Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yang paling baik.

(Ibnu Athaillah as-Sakandari)

Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari.

(Ibrahim bin Adham)

Jalan apa saja yang ditempuh seseorang dalam mengerjakan ibadah adalah sesaat kecuali jalan yang ditempuh oleh Kanjeng nabi Muhammad. Dalam pada itu, siapapun yang tidak mengikuti petunjuk kitab suci Al-Qurán dan hadits nabi, maka janganlah ia mengikuti pendapatku. Hal itu karena pendapatku berasal dari Qurán –Hadits.

(Imam al-Junaid)

Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah.

(Hasanal-Bashri)

Dzikir seperti halnya jiwa dari semua amal, sedang keutamaan dan kelebihan dzikir tidak bisa dibatasi.

(AL-Qusyairi)

Barang siapa tidak meghargai nikmat, maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan ia tidak mengetahuinya.

(Siriy Assaqathi)

Saya merasa heran kepada orang-orang yang mengerjakan shalat subuh setelah matahari terbit. Lalu bagaimana mereka diberi rezeki.

(Ulama Shalaf)

Para pembuat peti jenazah mengira bahwa tidak ada yang lebih busuk melebihi mayat orang-orang yang beriman. Bahkan diterangkan oleh Allah : Perut ulama jahat sungguh lebih busuk baunya dari itu.

(Al-Auzaí)

Manisnya akhirat mustahil diraih oleh orang-orang yang suka terkenal di mata manusia.

(Bisyir)

Dengan pengalaman akan bertambah ilmu pengetahuannya, dengan berzikir menyebabkan bertambah rasa cinta, dan dengan berfikir akan menambah rasa taqwa kepada Allah.

(Hatim)

Berfikir merupakan cermin untuk melihat apa-apa yang baik dan yang buruk pada dirimu.

(Fudhail)

Ketahuilah bahwa satu majelis ilmu bisa menghapus dosa 70 majelis yang tidak ada gunanya.

(Atha’bin Yassar)

Biasakan hatimu untuk bertafakur dan biasakan matamu dengan sering menangis.

(AbuSulaiman ad-Darani)

Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu dan sekaligus mengutamakannya.

(Umar bin Utsman al-Maliky)

Apabila kamu melihat seseorang sedang memanjatkan doá kepada Allah, tetapi disisi lain perbuatannya tidak sesuai dengan hukum syara’, maka jauhilah orang itu.

(Abdul Qasim an-Nawwawi)

Kuakui bahwa dosaku banyak sekali. Tapi, aku sadar, sesungguhnya rahmat Allah lebih luas dan lebih besar dari dosa-dosaku.

(Abu Nawas)

Jika kamu berhadapan dengan gurumu, sesungguhnya secara hakikat kamu sedang berhadapan dengan rasul. Sadar akan hal itu, maka hormatilah gurumu.

(Sebagian Ulama)

Setiap kamu adalah pemimpin, yaitu : Pemimpin terhadap diri dan keluarganya, pemimpin terhadap masyarakat dan bangsanya.

( Mousthafaal-Gholayaini)

Berteman dengan orang yang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya sungguh lebih baik bagi kamu ketimbang berteman dengan orang alim tapi suka terhadap nafsuya.

(Ibnu Athaillah as-Sakandari)

Hendaklah kamu menjauhi keramaian orang banyak atau berúzlah. Katakan demikian, karena orang banyak bisa menyebabkan kamu berpaling dari Allah serta mendorong kamu untuk berbuat dosa.

(Sayyid Bakri al-Maliki)

Yang disebut orang sufi, yaitu orang yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah.

(Basyar bin al-Harits)

Tidak ada suatu kebahagiaan bagi orang-orang muslim setelah mereka memeluk Islam, seperti kebahagiaan mereka ketika itu.

(Anas r.a.)

Telah kurangkum pendapat 70 orang shiddiqin. Mereka sebagaian besar berpendapat bahwa banyak minum bisa menyebabkan banyak tidur.

(Ibrahim bin Khawwas)

Aku tidak pernah melihat orang yang berakal, melainkan kutemukan dia takut kepada mati dan merasa susah dengannya.

(Hasan)

Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaanpun baginya di sis Allah.

(Adh-Dhahhak)

Orang yang cinta kepada Allah akan minum dari gelas kecintaan dan bumi menjadi sempit baginya. Ya, dia mengenal Allah dengan penuh ma’rifat kepada-Nya, tenggelam di samudra rindu kepada-Nya dan merasa asyik bermunajat kepada-Nya.

(Asy-Syubali)

Aku suka mendoákan saudara-saudaraku sebanyak 70 orang, dan nama-nama mereka kusebut satu persatu dalam panjatan doáku itu.

(Abu Darba)

Orang orang terdahulu jika pergi kerumah gurunya, maka mereka senantiasa memberi sesuatu untuk minta berkah. Bahkan mereka selalu menyenandungkan doá seperti ini: wahai Allah!”Ampunilah semua kesalahan guruku terhadapku, dan jangan sekalai-kali engkau menghilangkan berkah ilmunya untukku.

(Sebagaian Ulama)

Jika aku mandapat ampunan dari Allah, maka hal itu merupakan rahmat yang sangat besar dari-Nya. Tetapi, jika sebaliknya, maka aku tidak akan mampu berbuat apapun.

(Abu Nawas)

Pangkal dari seluruh kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah.

(Abu Sulaiman Addarani)

Orang yang ma’rifat kepada Allah, maka ia terikat dengan cintannya, hatinya bisa melihat dan amal ibadahnya selalu bertambah banyak kepada-Nya.

(Dzinnun al-Mishry)

Siapa yang memenuhi hatinya dengan kewaspadaan dan keikhlasan, maka Allah akan menghiasi badannya sebagai pembela agama dan menjadikan hadits sebagai pedoman hidup.

Yang disebut dengan teguh hati adalah memegang dengan sungguh-sungguh apa-apa yang dibutuhkan oleh kamu dan membuang yang selain itu.

(Aktssam bin Shaifi)

Orang yang terkaya, yaitu orang yang menerima pembagian Allah dengan rasa senang.

(Ali bin Husein)

Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu, karena kebahagiaan hidupmu terletak di situ.

(Musthafa al-Gholayani)

Aku membaca sebagian kitab kuno, yang kandungannya ialah : Bahwasannya sebagian hal yang dipercepat siksaannya dan tak dapat ditunda adalah amanat itu dikhianati , kebaikan ditutupi, keluarga diputuskan dan meninds manusia.

(Kholid ar-Robaí)

Memerintah atau mengawasi diri sendiri jauh lebih sulit dan lebih baik dari pada memerintah dan mengawasi sesuatu negeri.

(Ibrahim bin Adham)

Hati-hatilah terhadap senda gurau, karena tidak sedikit bahaya yang terdapat didalamnya. Berapa banyak senda gurau anatara dua sahabat yang berakhir pada perkelahian.Dunia adalah perniagaan, pasarnya ialah menyendiri, modalnya adalah taqwa, dan labanya adalah surga.

(Abu Sulaiman ad-Darani)

Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak ular. Kebajikan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak buaya. kebajikan yang dibalas dengan kebajikan adalah akhlak anjing. Kejahatan yang dibalas dengan kebajikan itulah akhlak manusia.

(Nasirin)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.

(Khalifah ‘Umar)

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.

(Khalifah ‘Ali)

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah.

(Ibnu Mas’ud)

Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan.

(Ibnu Mas’ud)

Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu.

(Khalifah ‘Ali)

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.

(Khalifah ‘Umar)

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.

(Imam An Nawawi)

Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari.

(Bediuzzaman Said Nursi)

Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa.

(Bediuzzaman Said Nursi)

Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg.

(Bediuzzaman Said Nursi)

Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.

(Bediuzzaman Said Nursi)

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup.

(Bediuzzaman Said Nursi)

Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.

(Johann Wolfgang von Goethe)

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.

(Johann Wolfgang von Goethe)

Kearifan ditemukan hanya dalam kebenaran.

(Johann Wolfgang von Goethe)

Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang.

(Einstein)

Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian.

(Einstein)

Agama sejati adalah hidup yang sesungguhnya; hidup dengan seluruh jiwa seseorang, dengan seluruh kebaikan dan kebajikan seseorang.

(Einstein)

Dua hal yang membangkitkan ketakjuban saya – langit bertaburkan bintang di atas dan alam semesta yang penuh hikmah di dalamnya.

(Einstein)

Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan “rendah hati.”

(Einstein)

Sungguh sedikit mereka yang melihat dengan mata mereka sendiri dan merasakan dengan hati mereka sendiri.

(Einstein)

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

(Einstein)

Tidak semua yang dapat menghitung dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung dapat menghitung.

(Einstein)

SEBAGIAN orang mengatakan kesempata hanya datang satu kali. Itu tidak benar. Kesempatanitu selalu datang, tetapi Anda harus siap menanggapinya.

(Louis L’amour)

HIDUP dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat daripada selalu benarKarena tidak pernah melakukan apa-apa

(George Bernard Shaw)

TIDAK ada yang tak mungkin; selalu ada jalan untuk mencapai apapun, dan bila kita memiliki cukup kemauan maka kita akan memiliki cukup sarana. Sering kali hanya merupakan alasan kalau kita mengatakan sesuatu adalah tak mungkin.

(Francois de la Rochefoucauld)

TUHAN telah menyalakan obor dalam hatimu yang memancarkan cahaya pengetahuan dan keindahan sungguh berdosa jika kita memadamkannya dan mencampakkannya dalam abu

(Kahlil Gibran)

CINTA memberi kesia-sian, tetapimengambil kesi-siaan juga. Cinta tidak akan memiliki, kecualibila cinta dimiliki. Karena cinta tidak cukup hanya untuk cinta.

(Kahlil Gibran)

TIDAK akan ada sesuatu yang terwujud jika kita tidak pernah bermimpi.

(Carl Sandburg)

ORANG yang paling bijaksana bukanlah orang yang paling sedikitmengalami kegagalan,tetapi orang yang berhasil mengubah kegagalan tersebut menjadi keberhasilan.

(Richard R. Grant)

MENJAULAH dari orang-orang yang mencoba mengecilkan ambisimu

(Mark Twin)

BUKU adalah pengusung peradaban. Tanpa buku, sejarah menjadi sunyi, sastra bisu, ilmu pengetahuan lumpuh, serta pikiran dan spekulasi mandek.

(Barbara Tuchman)

BILA ada sebuah buku yang ingin Anda baca, tapi buku tersebut belum ditulis, makaAndalah yang mesti menulisnya.

(Tomi Morrison)

JANGAN pernah ragu meniru penulis lain, setiap seniman yang tengah mengasahketerampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya Anda akan menemukan gaya Andasendiri, dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru.

(William Zinsser)

MULAILAH dengan menuliskan hal-hal yang kamu ketahui.Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.Itulah yang saya lakukan

(J.K Rowling)

TULIS sajalah, jangan berpikir

(Natalie Goldberd)

SALAH satu cara untuk jadi penulis, menulislah hari ini.

(Susan Shaughessy)

BANYAK kawan saya yang selalu takut mengarang, maju mundur, sehingga tidak pernah mengarang mereka tidak punya keberanian, karena ingin karangannya sempurna.Mana ada di dunia ini yang sempurna

(Buya Hamka)

CINTA itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusi, ia laksana setitisembun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuh oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur di sana tumbuh kesucian hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.

(HAMKA)

HANYA dengan menulis aku menjadi tuan bagi diriku sendiri

(Pramoedya Ananta Toer)

http://zaldym.wordpress.com

KEHIDUPAN : Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah ..

Bismillahi rohmanirohim..

lebah kecilTiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur’an.
An Naml [semut], Al ‘Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].
Semut, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti.
Konon, binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun.
Padahal usianya tidak lebih dari setahun. Ketamakannya sedemikian besar
sehingga ia berusaha – dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih
besar dari tubuhnya.
Uraian Al-Qur’an tentang laba-laba; sarangnya adalah tempat yang paling
rapuh [ Al ‘Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang
berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi
oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling
memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.
Akan halnya lebah, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur’an – “atas perintah
Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sebagai tempat tinggal” [ An Nahl;
16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar
efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga.
Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yg sangat
manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang
tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika
diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.
Sikap hidup kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini.
Ada yang berbudaya ‘semut’. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk
ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya ‘semut’ adalah budaya ‘aji mumpung’.
Pemborosan, foya-foya adalah implementasinya.
Entah berapa banyak juga tipe ‘laba-laba’ yang ada di sekeliling kita. Yang hanya
berpikir: “Siapa yang dapat dijadikan mangsa”
Nabi Shalalahu ‘Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai ‘lebah’.
Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan :
“Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat
dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya”
Semoga kita menjadi ibarat lebah. Insya Allah!
[ Dari Lentera Hati – M. Quraish Shihab]

Hari Anda Adalah Hari Ini

eramuslim – Jika datang pagi maka janganlah menunggu tibanya sore. Pada hari ini Anda hidup, bukan di hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan kejelekannya, dan bukan pula hari esok yang belum tentu datang.

Hari ini dengan mataharinya yang menyinari Anda, adalah hari Anda. Umur Anda hanya sehari. Karena itu anggaplah rentang kehidupan Anda adalah hari ini saja, seakan-akan Anda dilahirkan pada hari ini dan akan mati hari ini juga.

Saat itulah Anda hidup, jangan tersangkut dengan gumpalan masa lalu dengan segala keresahan dan kesusahannya, dan jangan pula terikat dengan ketidakpastian-ketidakpastian di masa yang penuh dengan hal-hal yang menakutkan serta gelombang yang sangat mengerikan. Hanya untuk hari sajalah seharusnya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras.

Pada hari ini Anda harus mempersembahkan kualitas shalat yang khusyu’, bacaan Al-Quran yang sarat tadabbur, dzikir yang sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlak, kerelaan dengan semua Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian pada jiwa dan raga, serta bersikap sosial terhadap sesama.

Hanya untuk hari ini saja, saat mana Anda hidup. Oleh karena itu, Anda harus benar-benar membagi setiap jamnya. Anggaplah setiap menitnya sebagai hitungan tahun, dan setiap detiknya sebagai hitungan bulan, saat-saat dimana Anda bisa menanam kebaikan dan mempersembahkan sesuatu yang indah.

Beristighfarlah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada- Nya, bersiap-siaplah untuk sebuah perjalanan nanti, dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan. Terimalah rezeki yang Anda dapatkan hari ini dengan penuh keridhaan: Istri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu, dan posisi Anda.

“Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS Al-A’raf: 144)

Jalanilah hidup Anda hari ini dengan tanpa kesedihan dan guncangan jiwa, tanpa rasa tidak menerima dan keirian, dan tanpa kedengkian.

Satu hal yang harus Anda lakukan adalah menuliskan pada dinding hati Anda suatu kalimat (yang juga harus Anda tuliskan dia atas meja Anda): “Harimu adalah hari ini”. Jika Anda makan nasi hangat hari ini, maka apakah nasi yang Anda makan kemarin atau nasi besok hari yang belum jadi akan berdampak negatif terhadap diri Anda?

Jika Anda bisa minum air jernih dan segar hari ini, maka mengapa Anda harus bersedih atas air asin yang Anda minum kemarin? Atau, mengapa malah mengharapkan air yang hambar dan panas yang akan datang esok hari?

Jika Anda jujur terhadap diri Anda sendiri maka dengan kemauan keras, Anda akan bisa menundukkan jiwa Anda pada teori ini : “Saya tidak akan pernah hidup kecuali hari ini.” Oleh karena itu, manfaatkanlah hari ini, setiap detiknya, untuk membangun kepribadian, untuk mengembangkan semua potensi yang ada, dan untuk membersihkan amalan Anda.

Katakanlah: “Hari ini saya akan mengatakan yang baik-baik saja. Saya tidak akan pernah mengucapkan kata-kata kotor dan menjijikkan, tidak akan pernah mencela dan mengghibah. Hari ini saya akan menertibkan rumah dan kantor, agar tidak semrawut dan berantakan, agar rapi dan teratur. Karena saya hanya hidup untuk hari ini saja maka saya akan memperhatikan kebersihan dan penampilan diri. Juga, gaya hidup, keseimbangan cara berjalan, bertutur dan tindak tanduk.”

Karena saya hanya hidup untuk hari ini saja maka saya akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, melakukan shalat sesempurna mungkin, melakukan shalat-shalat nafilah sebagai bekal untuk diri sendiri, bergelut dengan Al-Qur’an, mengkaji buku-buku yang ada, mencatat hal-hal yang perlu, dan menelaah buku yang bermanfaat.

Saya hidup untuk hari ini saja, karenanya saya akan menanam nilai-nilai keutamaan di dalam hati ini dan mencabut pohon kejahatan berikut ranting-rantingnya yang berduri: takabur, ujub, riya’, dan buruk sangka.

Saya hidup untuk hari ini saja, karenanya saya akan berbuat baik kepada orang lain dan mengulurkan tangan kebaikan kepada mereka: menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang kebingungan, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang sedang dalam kesulitan, membantu yang dizhalimi, membantu yang lemah, mengasihi yang menderita, menghormati seorang yang alim, menyayangi anak kecil, dan menghormati yang sepuh.

Karena saya hidup untuk hari ini saja maka saya akan hidup untuk mengucapkan, “Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah bersama mataharimu. Aku tidak akan menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku tercenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi.”

“Wahai masa depan, yang masih berada dalam keghaiban, aku tidak akan pernah bergelut dengan mimpi-mimpi dan tidak akan pernah menjual diri untuk ilusi. Aku tidakk memburu sesuatu yang belum tentu ada karena esok hari tidak berarti apa-apa, esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan, dan tidak pantas dikenang.”

“Hari Anda adalah hari ini”, adalah ungkapan yang paling indah dalam “kamus kebahagiaan”, kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

***

Sumber: Email dari Sahabat

Mukjizat modern akhir jaman abad ilmiah

Gas Nebula

Tata surya dan bintang-bintang dulunya adalah gas nebula yang terpilin dan berotasi dan akhirnya terjadilah alam yang sekarang ini. James Hanz berkata Sebenarnya materi alam semesta berasal dari gas“

(QS: Fushilat : 11). Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.

Space Shuttle

Bila pesawat terbang bisa mengunakan angin untuk terbang tetapi bila pesawat angkasa harus menggunakan pendorong roket untuk memberi gaya tolak di luar angkasa karena di sana hampa udara. Maka dalam Al Qur’an pun diketahui bahwa manusia akan mampu menembus angkasa dan ke luar angkasa. Al Qur’an juga meramalkan kemampuan manusia menembus bumi (dasar laut goa dst)

(QS: Ar-Rahman: 33). Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan Kekuatan. 34. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Apakah Muhammad dari padang pasir arab yang terpencil dapat membuat buku tentang roket, orbit, astronomi, gas nebula seperti di atas. Apakah ini adalah karya dari seorang yang tidak bisa baca tulis. Sungguh… ini adalah firman Alloh SWT. Firman terakhir bagi kita manusia modern yang mengangungkan iptek dan fakta ilmiah. Mukjizat terakhir sebelum kiamat. Apa lagi yang membuat kita ragu kebenaran Islam?

(QS: Saba: 2). Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. dan Dia-lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.

Jaman nabi dah pada tahu kali ada yang masuk ke dalam bumi dari langit, meteor, hujan, dst, tetapi kenapa Al Qur’an juga bilang ada yang naik ke langit. Yaa itu yang kemarin Rusia dan Amerika berlomba, dan akhirnya Niel Amstrong ke Bulan, Shuttle Galileo, Pathfinder ke Mars. Dah tau tuh Al Qur’an,,,

Oh ya kata ya’ruju artinya ‘naik dengan membelok’ lha ini adalah kalo pesawat luar angkasa mau naik gak bisa tegak lurus, harus mengesuaikan kelengkungan arah…..

Kenapa Pendaki Gunung Himalaya memerlukan Bantuan Oksigen Karena semakin ke atas kadar oksigen semakin tipis.

(QS: An’Naam: 125). Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.

Kok Muhammad bisa tau kadar oksigen segala yaa, padahal di arab gak ada gunung yang tinggi, paling2 Cuma bukit batu. SEBUAH MUKJIZAT MODERN AKHIR JAMAN ABAD ILMIAH

Relativitas Waktu

Pada forum BP dan di faithfreedom, yang bilang Qur’an Kontradiktif dalam menyatakan kadar waktu 1 hari disisi Alloh dan MalaikatNya dengan berapa hari disisi manusia. Lha Kok berbeda-beda…… wah ini kontradiksi katanya. Bukaaaannnn. Waktu dirasakan berbeda pada orang yang berbeda. Coba bandingkan nunggu bis di pedesaan sama pas main bola. Lama mana?

QS Al Ma’arif (70: 4) Naiknya malaikat dan ruh kepadaNya dalam waktu sehari yang kadarnya 50.000 tahun.

Secara eksplisit Alloh menginformasikan kepada kita bahwa sehari bagi malaikat adalah 50.000 tahun bagi manusia. Kenapa demikian? Karena malaikat memiliki kecepatan yang sangat tinggi. Ilmu fisika modern menjelaskan bila benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan begerak lamban baginya.

Dalam Teori Relativitas yang dipelopori oleh Einstien lamanya waktu adalah relatif tergantung kecepatan kita. Jika ada 2 orang kembar lalu yang 1 pergi ke planet lain dengan kecepatan cahaya, dia akan pulang dan mendapati saudara kembarnya sudah tua.

Percobaan oleh NASA 2 jam elektron yang satu di taruh di rumah yang 1 dibawa pesawat dengan kecepatan tinggi. Ternyata menunjukkan waktu yang berbeda.

Jadi, jangan heran jika di Al Qur’an terdapat banyak informasi tentang relatifitas waktu. QS Al Hajj (22: 47)Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.

Jadi jika dlm Quran, Alloh mengatakan kiamat sudah dekat. (QS Anajam: 57-58) 57. Telah dekat terjadinya hari kiamat.58. Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.

Maka kedekatan itu adalah relatif. Nabi hidup 1500 tahun yang lalu, adalah waktu yang pendek untuk ukuran usia alam semesta. Dalam ilmu fisika para ahli mengukur usia alam semesta adalah 12 milliar tahun. Jadi Yaum dalam bahasa arab bukan hanya berati hari tetapi juga jaman atau masa. Yang kadarnya berubah-ubah tergantung siapa yang merasakannya. Kecepatan malaikat memang berbeda satu sama lain. Dalam Qur’an kecepatan dikiaskan dengan sayap.

QS Al Faatir: 1 : Segala puji bagi Alloh pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang bersayap dua-dua, tiga-tiga, dan empat-empat.

Teori Black Hole dan Wormhole

Ada teori alam ini satu lalu meledak (big bang) dan runtuh lagi dalam black hole dan mengerucut dan keluar atau meledak lagi menjadi alam semesta lagi dan seterusnya:

(QS: Anbiya 21: 104) 104. (yaitu) pada hari kami gulung langit sebagai menggulung lembaran – lembaran kertas. sebagaimana kami Telah memulai panciptaan pertama begitulah kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya.

Garis Edar Matahari

(QS:36: 38) Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Dulu orang berfikir matahari berjalan mengelilingi bumi, maka ketika mereka baca ayat diatas mereka berpikiran yang sama, dan mereka menerimanya, . Sekarang telah diketahui bumi mengelilingi matahari. Ayat di atas ternyata juga menunjukkan kebenarannya juga. Faktanya matahari adalah bintang dalam sayap galaksi Bima sakti/milky way yang beredar mengelilingi pusat galaksi. Maha Besar Alloh, yang membuat ayat yang bisa diterima di setiap jaman.

Bulan yang tandus

(QS: Yaasin: 39). Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.

40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

Dalam bahasa arab, tandan yang tua artinya tidak lagi berwarna hijau, tidak lagi berair, tidak pula hidup adalah penyerupaan pada sifat permukaan bulan. Kemudian pada ayat 40 Al Qur’am menegaskan bahwa malam dan siang keduanya beredar. Satu sama lain tidak mendahului. Ini adalah indikasi bahwa bumi itu bulat. Juga indikasi bahwa malam dan siang keduanya dalam satu waktu di atas permukaan bumi. Seandainya bumi datar, maka hanya ada satu saja yang akan terjadi antara kedua hal tersebut. yaitu siang saja atau malam saja. Kemudian dikatakan bahwa bulan tidak tersedot ke dalam matahari karena bulan mempunyai garis edar revolusi ke bumi dan besama bumi berevolusi ke matahari.

Matahari mengeluarkan cahaya sedangkan bulan Cuma memantulkan

(QS: Nuh: 16). Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?

Mengapa bila dulu manusia menganggap matahari dan bulan sama2 bercahaya kenapa AlQur’an membedakan bahwa bulan bercahaya (dari pantulan) dan matahari = pelita (sumber cahaya). Karena Al Qur’an bukan ucapan manusia. Apalagi manusia dari padang pasir arab.

Rotasi Bumi

(QS: Azzumar: 5). Dia menciptakan langit dan bumi dengan yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Menutup dalam bahasa arab adalah kaur yang juga artinya menggulung. Penemuan ilmiah ini diungkapkan AlQuran dengan bahasa yang sangat dalam seolah2 rahasia tentang berputarnya bumi telah diketahui pada masa turunya Al Quran.

Bumi berputar seperti gangsing. Tetapi sumbu putarnya tidak tegak lurus melainkan 23,5 derajad. Kenapa mesti berputar dan mengapa harus 23,5 derajad.

Seandainya Bumi ini tidak berputar maka bumi dipastikan tidak ada kehidupan,.

Bagian yang menghadap Matahari terus menerus dipastikan akan mengalami pemanasan yang berlebihan. Dalam waktu 100 jam saja air dipermukaan bumi yang menghadap matahari akan mendidih dan 100 jam kemudian air yang itu akan menguap. Dan kehidupan pun mati. Sebaliknya pada bagian yang tidak tersinari matahari akan membeku dan menjadi es.

QS: Al Qashash (28: 71-27)

71. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”

72. Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan? “

Komet

Komet mempunyai garis edar yang berbeda dengan planet dalam sistem tata surya. Komet mempunyai elavasi yang amat jauh beredar mengelilingi matahari dalam masa yang lama. Seperti komet Helly yang muncul setiap 76 (?) sekali seakan habis sembunyai di orbit yang jauh.

(QS: At Takwiir) 15. Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang yang tersembunyi,

16. Yang beredar dan terbenam,

Big Bang Dan Alam Semesta Yang Meluas

Teori big bang mengatakan bahwa alam semesta yang dikompres ke dalam satu titik lantas tidak stabil dan meledak dengan kekuatan yang luar biasa. Kejadian itu diperkirakan oleh pakar astronomi terjadi sekitar 12 miliar tahun yang lalu. Ini bisa dilihat dalam teleskop bahwa benda2 langit seperti nebula, galaksi, matahari, dll menjauh satu sama lain dengan konstan. Bagai balon udara yang sedang ditiup.

(QS: Anbiya: 30)

30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

(QS: Ad-Dzariat: 47). Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami benar-benar meluaskannya

Kegunaan Atmosfer

Ratusan meteor jatuh tiap hari dan kita bisa melihatnya pada malam hari, sungguh apabila tidak ada atmosfer apakah kita bisa aman hidup di permukaan bumi. Sinar matahari bila tidak ada atmosfer juga sangat membakar, bumi mempunyai sabuk van hallen yang melindungi badai partikel matahari yang gesekannya menyebabkan aurora. Sungguh, langit bumi (atmosfer) adalah atap yang melindungi kehidupan bumi.

(QS: Al Baqoroh: 22). Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui.

Hamparan = dahiya adalah nama lain dari telor, jadi bumi seperti bulat telor

(QS: Al Anbiya: 32). Dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.

Tujuh lapis atmosfer: Troposfer, Stratosfer, Ozonosfer, Mesosfer, Ionosfer, termosfer dan Eksosfer. Yang tiap2 lapisan ada fungsinya masing2.

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS; Al Baqoroh: 29)

Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS; Al Fusilat 41: 12)

Memang ada ahli tafsir yang mengatakan bahwa 7 langit dalam ayat di atas bukan atmosfer tetapi pengertian langit yang lebih besar lagi.

Zat atau sesuatu antar bintang atau benda langit

(QS: Al Qamar: 17) Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika dia hendak membinasakan Al masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?” . kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; dia menciptakan apa yang dikehendaki- Nya. dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Kecepatan Bumi Berevolusi

Taukah anda, berapa kecepatan Bumi kita melesat di angkasa luar? Tak kurang dari 107.000 per jam! Sebuah kecepatan yang sangat tinggi. Cepat sekali, lebih dari 5 kali kecepatan pesawat ulang alik buatan manusia.

Untuk apa Bumi melesat dengan kecepatan sedemikian tinggi? Ternyata, Bumi sedang bergerak mengitari matahari pada jarak sekitar 150.000.000 km. Dengan kecepatan tersebut, bumi bisa menyelesaikan putarannya terhadap Matahari, sekali putar dalam 365 ¼ hari /setahun.

Kenapa Bumi mesti mengitari matahari? Kenapa kok gak diam aja ya? Jika Bumi diam maka bumi akan mati karena tersedot menuju matahati.

Putaran Bumi mengelilingi Matahari dengan kecepatan 107 km per jam itu telah menghasilkan gaya sentrifugal yang melawan gaya tarik Matahari secara seimbang. Maka, selama 5 milliar tahun, keseimbangan terjadi. Sehingga muncullah kehidupan di Bumi.

Ini seperti memutar mangkuk bergagang berisi air dengan cepat maka air itu tidak tumpah.

Jika kecepatan Bumi lebih sedikit saja, maka Bumi akan jatuh ke matahari. Jika kecepatannya lebih cepat sedikit saja maka akan terlempar ke angkasa.

Ada suatu ‘kekuatan’ yang luar biasa hebat dengan pengukuran yang precisious.

QS Mulk (67: 3) 3. Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

(Al Anbiya: 16) Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.

Air Sumber Kehidupan

Para peneliti sedang mangamati Es CO2 di planet mars. Berharap menemukan air kuno yang memungkinkan adanya kehidupan. Memang Air adalah syarat kehidupan

(QS: Anbiya: 30 ………dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Terjadinya Pergantian Musim Akibat Gerak Semu Matahari

Gerak semu matahari akibat revolusi bumi seakan2 matahari menyinari belahan bumi utara lebih banyak dan sebaliknya yang menyebabkan terjadinya perbedaan musim yang juga mempengaruhi timbulnya angin hujan, arus laut dan keseimbangan suhu bumi. Subhanallah….

(QS: Ar-Rahman: 17). Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya [1442] dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin.

Pergerakan Lempeng Bumi atau Rotasi Bumi?

(QS: An-Naml: 88.) Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ada yang mengartikan bahwa ayat diatas tentang pergerakan lempeng bumi yang menggerakkan benua (gunung , lembah, dst) Benua Amerika pernah jadi satu sama afrika, jadi pegunungan andes dan rocky mountain bergerak juga. ada juga yang mengartikan rotasi bumi yang dengan kecepatan tinggi ) jadi gunung bergerak juga.

Kegunaan Gunung

Gunung adalah jalan keluarnya magma yang menggelegak di dalam perut bumi. Bumi akan terguncang jika tidak ada saluran karena tekanan magma. Gunung bagaikan timah penyeimbang pada velg mobil.

QS Luqman (31: 10). Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.

 

Maha Benar Allah Atas segala firman-Nya.

 

Di salin dari : Erva Kurniawan’s Blog.

DIMANAKAH LANGIT KE TUJUH ?

BISMILAHIROHMANIROHIM

kamar surgaMaha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad SAW) pada 
suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi 
sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda 
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 
Al-Isra' : 1).

Dan sesungguhnya dia (Nabi Muhammad SAW) telah melihat Jibril itu (dalam 
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, di Sidratul Muntaha. Di dekat 
(Sidratul Muntaha) ada surga tempat tinggal. (Dia melihat Jibril) ketika 
Sidratul Muntaha diliputi oleh suatu selubung. Penglihatannya tidak berpaling 
dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah 
melihat  sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (QS. 
An-Najm:13-18).

Ayat-ayat itu mengisahkan tentang peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. 
Isra' adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke 
Masjidil Aqsha di Palestina. Mi'raj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsha ke 
Sidratul Muntaha. Sidratul muntaha secara harfiah berarti 'tumbuhan sidrah yang 
tak terlampaui', suatu perlambang batas yang tak ada manusia atau makhluk 
lainnya bisa mengetahui lebih jauh lagi. Hanya Allah yang tahu hal-hal yang 
lebih jauh dari batas itu. Sedikit sekali penjelasan dalam Al-Qur'an dan hadits 
yang menerangkan apa, di mana, dan bagaimana sidratul muntaha itu.

Di dalam kisah yang agak lebih rinci di dalam hadits disebutkan bahwa Sidratul 
Muntaha dilihat oleh Nabi setelah mencapai langit ke tujuh. Dari kisah itu 
orang mungkin bertanya-tanya di manakah langit ke tujuh itu. Mungkin sekali ada 
yang mengira langit di atas itu berlapis-lapis sampai tujuh dan Sidratul 
Muntaha ada di lapisan teratas. Benarkah itu? Tulisan ini mencoba membahasnya 
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.

Sekilas Kisah Isra' Mi'raj

Di dalam beberapa hadits shahih disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan 
Isra' dan mi'raj dengan menggunakan "buraq". Di dalam hadits hanya disebutkan 
bahwa buraq adalah 'binatang' berwarna putih yang langkahnya sejauh pandangan 
mata. Ini menunjukkan bahwa "kendaraan" yang membawa Nabi SAW dan Malaikat 
Jibril mempunyai kecepatan tinggi.

Apakah buraq sesungguhnya? Tidak ada penjelasan yang lebih rinci. Cerita 
israiliyat yang menyatakan bahwa buraq itu seperti kuda bersayap berwajah 
wanita sama sekali tidak ada dasarnya. Sayangnya, gambaran ini sampai sekarang 
masih diikuti oleh sebagian masyarakat, terutama di desa-desa.

Dengan buraq itu Nabi melakukan Isra' dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil 
Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Setelah melakukan shalat dua rakaat dan 
meminum susu yang ditawarkan Malaikat Jibril Nabi melanjutkan perjalanan mi'raj 
ke Sidratul Muntaha.

Nabi SAW dalam perjalanan mi'raj mula-mula memasuki langit dunia. Di sana 
dijumpainya Nabi Adam yang di kanannya berjejer para ruh ahli surga dan di 
kirinya para ruh ahli neraka. Perjalanan diteruskan ke langit ke dua sampai ke 
tujuh. Di langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga 
ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu 
dengan Nabi Harun di langit ke lima, Nabi Musa di langit ke enam, dan Nabi 
Ibrahim di langit ke tujuh. Di langit ke tujuh dilihatnya baitul Ma'mur, tempat 
70.000 malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali memasukinya 
dan tak akan pernah masuk lagi.

Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dari Sidratul Muntaha didengarnya 
kalam-kalam ('pena'). Dari sidratul muntaha dilihatnya pula empat sungai, dua 
sungai non-fisik (bathin) di surga, dua sungai fisik (zhahir) di dunia: sungai 
Efrat di Iraq dan sungai Nil di Mesir.

Jibril juga mengajak Nabi melihat surga yang indah. Inilah yang dijelaskan pula 
dalam Al-Qur'an surat An-Najm. Di Sidratul Muntaha itu pula Nabi melihat wujud 
Jibril yang sebenarnya. Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah 
shalat wajib.

Mulanya diwajibkan shalat lima puluh kali sehari-semalam. Atas saran Nabi Musa, 
Nabi SAW meminta keringanan dan diberinya pengurangan sepuluh-sepuluh setiap 
meminta. Akhirnya diwajibkan lima kali sehari semalam. Nabi enggan meminta 
keringanan lagi, "Saya telah meminta keringanan kepada Tuhanku, kini saya rela 
dan menyerah." Maka Allah berfirman, "Itulah fardlu-Ku dan Aku telah 
meringankannya atas hamba-Ku."

Di manakah Tujuh Langit

Konsep tujuh lapis langit sering disalahartikan. Tidak jarang orang 
membayangkan langit berlapis-lapis dan berjumlah tujuh. Kisah Isra' mi'raj dan 
sebutan "sab'ah samawat" (tujuh langit) di dalam Al-Qur'an sering dijadikan 
alasan untuk mendukung pendapat adanya tujuh lapis langit itu.

Ada tiga hal yang perlu dikaji dalam masalah ini. Dari segi sejarah, segi makna 
"tujuh langit", dan hakikat langit dalam kisah Isra' mi'raj.

Sejarah Tujuh Langit

Dari segi sejarah, orang-orang dahulu -jauh sebelum Al-Qur'an diturunkan - 
memang berpendapat adanya tujuh lapis langit. Ini berkaitan dengan pengetahuan 
mereka bahwa ada tujuh benda langit utama yang jaraknya berbeda-beda. 
Kesimpulan ini berdasarkan pengamatan mereka atas gerakan benda-benda langit. 
Benda-benda langit yang lebih cepat geraknya di langit dianggap lebih dekat 
jaraknya. Lalu ada gambaran seolah-olah benda-benda langit itu berada pada 
lapisan langit yang berbeda-beda.

Di langit pertama ada bulan, benda langit yang bergerak tercepat sehingga 
disimpulkan sebagai yang paling dekat. Langit ke dua ditempati Merkurius 
(bintang Utarid). Venus (bintang kejora) berada di langit ke tiga. Sedangkan 
matahari ada di langit ke empat. Di langit ke lima ada Mars (bintang Marikh). 
Di langit ke enam ada Jupiter (bintang Musytari). Langit ke tujuh ditempati 
Saturnus (bintang Siarah/Zuhal). Itu keyakinan lama yang menganggap bumi 
sebagai pusat alam semesta.

Orang-orang dahulu juga percaya bahwa ke tujuh benda-benda langit itu 
mempengaruhi kehidupan di bumi. Pengaruhnya bergantian dari jam ke jam dengan 
urutan mulai dari yang terjauh, Saturnus, sampai yang terdekat, bulan. Karena 
itu hari pertama itu disebut Saturday (hari Saturnus) dalam bahasa Inggris atau 
Doyoubi (hari Saturnus/Dosei) dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Indonesia 
Saturday adalah Sabtu. Ternyata, kalau kita menghitung hari mundur sampai tahun 
1 Masehi, tanggal 1 Januari tahun 1 memang jatuh pada hari Sabtu.

Hari-hari yang lain dipengaruhi oleh benda-benda langit yang lain. Secara 
berurutan hari-hari itu menjadi Hari Matahari (Sunday, Ahad), Hari Bulan 
(Monday, Senin), Hari Mars (Selasa), Hari Merkurius (Rabu), Hari Jupiter 
(Kamis), dan Hari Venus (Jum'at). Itulah asal mula satu pekan menjadi tujuh 
hari.

Jumlah tujuh hari itu diambil juga oleh orang-orang Arab. Dalam bahasa Arab 
nama-nama hari disebut berdasarkan urutan: satu, dua, tiga, ., sampai tujuh, 
yakni ahad, itsnaan, tsalatsah, arba'ah, khamsah, sittah, dan sab'ah. Bahasa 
Indonesia mengikuti penamaan Arab ini sehingga menjadi Ahad, Senin, Selasa, 
Rabu, Kamis, Jum'at, dan Sabtu. Hari ke enam disebut secara khusus, Jum'at, 
karena itulah penamaan yang diberikan Allah di dalam Al-Qur'an yang menunjukkan 
adanya kewajiban shalat Jum'at berjamaah.

Penamaan Minggu berasal dari bahasa Portugis Dominggo yang berarti hari Tuhan. 
Ini berdasarkan kepercayaan Kristen bahwa pada hari itu Yesus bangkit. Tetapi 
orang Islam tidak mempercayai hal itu, karenanya lebih menyukai pemakaian 
"Ahad" daripada "Minggu".

Makna Tujuh Langit

Langit (samaa' atau samawat) di dalam Al-Qur'an berarti segala yang ada di atas 
kita, yang berarti pula angkasa luar, yang berisi galaksi, bintang, planet, 
batuan, debu dan gas yang bertebaran. Dan lapisan-lapisan yang melukiskan 
tempat kedudukan benda-benda langit sama sekali tidak ada. Sedangkan warna biru 
bukanlah warna langit sesungguhnya. Warna biru dihasilkan dari hamburan cahaya 
biru dari matahari oleh atmosfer bumi.

Di dalam Al-Qur'an ungkapan 'tujuh' atau 'tujuh  puluh' sering mengacu pada 
jumlah yang tak terhitung. Misalnya, di dalam Q.S. Al-Baqarah:261 Allah 
menjanjikan:

Siapa yang menafkahkan hartanya di jalan Allah ibarat menanam sebiji benih yang 
menumbuhkan TUJUH  tangkai yang masing-masingnya berbuah seratus butir.  Allah 
MELIPATGANDAKAN pahala orang-orang yang dikehendakinya..

Juga di dalam Q.S. Luqman:27:

Jika seandainya semua pohon di bumi dijadikan sebagai pena dan lautan menjadi 
tintanya dan ditambahkan TUJUH lautan lagi, maka tak akan habis Kalimat Allah..

Jadi  'tujuh langit' semestinya dipahami pula sebagai tatanan benda-benda 
langit yang tak terhitung banyaknya, bukan sebagai lapisan-lapisan langit.

Tujuh langit pada Mi'raj

Kisah Isra' Mi'raj sejak lama telah menimbulkan perdebatan soal tanggal 
pastinya dan apakah Nabi melakukannya dengan jasad dan ruhnya atau ruhnya saja. 
Demikian juga dengan hakikat langit. Muhammad Al Banna dari Mesir menyatakan 
bahwa beberapa ahli tafsir berpendapat Sidratul Muntaha itu adalah Bintang 
Syi'ra. Tetapi sebagian lainnya, seperti Muhammad Rasyid Ridha dari Mesir, 
berpendapat bahwa tujuh langit dalam kisah Isra' mi'raj adalah langit ghaib.

Dalam kisah mi'raj itu peristiwa lahiriah bercampur dengan peristiwa ghaib. 
Misalnya pertemuan dengan ruh para Nabi, melihat dua sungai di surga dan dua 
sungai di bumi, serta melihat Baitul Makmur, tempat ibadah para malaikat. Jadi, 
nampaknya pengertian langit dalam kisah mi'raj itu memang bukan langit lahiriah 
yang berisi bintang-bintang, tetapi langit ghaib.

Source :http://www.mail-archive.com

TAFAKUR KEHIDUPAH LEBAH

lebah kecilBISMILLAHIROHMANIROHIM..

Allah Swt. befirman:

... وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا 
وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di 
pohon-pohon, dan di tempat-tempat yang dibangun manusia!” 

Dalam benakku muncul pertanyaan: mengapa Allah Swt. memberi wahyu kepada lebah, 
tidak kepada burung atau hewan bersayap lainnya? Saya telah berusaha keras 
untuk mendapatkan jawaban. Alhamdulillah, akhirnya Tuhan memberiku banyak 
pemahaman dan ide mengenai apa yang selama ini aku pertanyakan. Saya menandai 
tidak kurang dari empat puluh karakter ada pada lebah. Saya yakin, karena 
karakter-karakter itulah Allah Swt. memilih 
dan mengunggulkan lebah di antara hewan-hewan lainnya. Hal ini akan saya 
jelaskan tidak lama lagi.

Sebelum itu, saya tegaskan bahwa Allah Swt. telah mendorong kita menafakuri 
kehidupan lebah. Allah mengisyaratkan bahwa ada banyak pelajaran dan 
tanda-tanda kekuasaan-Nya pada lebah. Allah menyemangati manusia untuk mereguk 
banyak ilmu dan hikmah dari kehidupan lebah. Saya sendiri menemukan empat puluh 
karakter pada lebah. Semuanya merupakan karakter yang terpuji, baik, utama, 
mulia, indah, lembut, dan seterusnya. Semua itu ada—dan harus ada—pada diri 
seorang mukmin. Saya akan sebutkan setiap karakter secara ringkas, dengan 
harapan semoga menjadi peringatan bagi setiap mukmin yang mau membuka hati 
serta petunjuk bagi orang yang mempunyai akal dan pikiran. Saya yakin, 
karakter-karakter lebah yang akan saya paparkan merupakan bagian ilmu Alquran 
yang tersimpan di balik perumpamaan Alquran dan harus digali lewat tafakur dan 
olah nalar.

Sifat dan Karakter lebah yang harus dimiliki setiap 
mukmin

1. Seandainya semua jenis hewan terbang lainnya berkumpul, lalu mereka 
bahu-membahu melakukan satu pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh lebah, mereka 
tidak akan sanggup melakukannya. Demikian juga seandainya seluruh manusia 
non-mukmin bersatu untuk melakukan satu amal yang sepadan dalam kualitas, 
kadar, dan nilai dengan amal seorang mukmin, niscaya mereka tidak akan sanggup 
melakukannya.

2. Lebah waspada akan gangguan dan penganiayaan burung, sedangkan ia sendiri 
tidak pernah mengganggu mereka. Demikian pula halnya dengan seorang mukmin. 
Meskipun orang-orang mengganggu, menghina, dan menzaliminya, seorang mukmin 
tidak mau membalas kejahatan mereka.

3. Lebah dianggap kecil dan hina oleh semua jenis burung, tetapi sekiranya 
mereka tahu apa yang ada di dalam perut lebah dan mencicipinya, niscaya mereka 
akan memuliakan dan menghormatinya. Demikian juga seorang mukmin. Orang-orang 
bodoh menganggapnya kecil, rendah, dan hina. Andaikan mereka tahu apa yang ada 
di dalam hati seorang mukmin berupa keindahan iman, ketulusan, rahasia-rahasia 
Tuhan, dan sebagainya, pastilah mereka rela menjadi tanah tempat kakinya 
berpijak atau mengangkatnya di atas kepala mereka.

4. Semua jenis burung hidup untuk diri mereka sendiri, mencari makan dan 
kebutuhan lainnya hanya untuk diri masing-masing. Lain halnya dengan lebah. Ia 
hidup untuk sesamanya dan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan rajanya. 
Demikian pula halnya dengan seorang mukmin. Di saat semua orang bekerja untuk 
memenuhi kebutuhan hidup dan kesenangannya sendiri, ia hidup di dunia ini untuk 
Allah Swt.. Hidupnya ia pergunakan untuk melakukan ketaatan kepada-Nya serta 
bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan orang lain.

5. Kala malam tiba, semua burung masuk ke sarang masing-masing untuk 
beristirahat dan tidur. Mereka berhenti bekerja. Lain halnya dengan lebah. Ia 
lebih banyak bekerja di malam hari ketimbang di siang hari. Demikian juga 
seorang mukmin. Di waktu malam, saat orang-orang mengurung diri di rumah 
masing-masing, beristirahat dan tidur, seorang mukmin bangkit melangkahkan kaki 
mengambil air wudu, salat, lalu bermunajat kepada Tuhan seraya menyerahkan 
seluruh hidupnya dan mengadukan segala persoalan kepada-Nya.

6. Allah Swt. mengharamkan membunuh dan mengganggu lebah, tetapi menghalalkan 
manfaat yang dihasilkannya. Begitu pula seorang mukmin. Allah Swt. mengharamkan 
membunuhnya dan melarang mengganggu harga diri, harta, dan keluarganya, tetapi 
menghalalkan kebaikan dan manfaat yang diberikannya bagi siapa saja yang berhak 
menerima.

7. Lebah bekerja secara sembunyi-sembunyi. Orang hanya melihat dan menikmati 
hasilnya. Demikian pula halnya dengan seorang mukmin. Dengan ikhlas ia 
menyembunyikan amalnya dari penglihatan orang. Mereka baru melihat hasilnya 
nanti pada hari semua amal ditampakkan, yakni pada Hari Kiamat.

8. Lebah hanya mengambil apa yang ia butuhkan saja dari sesuatu tanpa merusak 
sesuatu itu. Begitu juga seorang mukmin. Ia hanya mengambil dari dunia ini apa 
yang benar-benar diperlukannya saja, yang dapat membawa kebaikan bagi diri, 
agama, dan hatinya. Apa yang ia ambil dijadikannya bekal untuk akhirat tanpa 
merusak atau menimbulkan kerugian pada sumber asalnya, dan tidak berlebihan.

9. Lebah tidak mau keluar dari sarang untuk memenuhi keperluannya pada hari 
yang berawan, ketika hujan, saat ada angin kencang, atau tatkala ada petir. 
Dalam keadaan seperti itu, ia tetap bertahan di sarang sampai keadaan 
benar-benar normal. Seperti itu pulalah seorang mukmin. Ia selalu berhati-hati 
dan pandai menahan diri ketika kezaliman merajalela, keharaman tersebar di 
mana-mana, kekacauan mendominasi suasana, dan keadaan carut-marut. Dalam 
keadaan yang tidak kondusif seperti itu, ia memilih tinggal di rumah serta 
menahan mulut dan tangannya, seraya menunggu apa yang akan Allah Swt. lakukan 
atas keadaan yang tengah berlangsung.

10. Lebah selalu menjauhi benda-benda yang kotor dan tidak mau hinggap di 
tempat-tempat yang kotor. Begitu pula seorang mukmin. Ia senantiasa menjaga 
kesucian diri dari maksiat dan hal-hal yang diharamkan. Ia selalu menjauhi 
segala sesuatu yang buruk, kotor, dan keji.

11. Ada sepuluh hal yang dapat menghancurkan dan merusak tatanan kehidupan 
lebah sehingga aktivitasnya terhenti, yaitu: asap, dingin, panas, awan, api, 
air, angin, gelap, lumpur, serta gangguan dan serangan dari sesama lebah atau 
musuh dari luar. Demikian juga seorang mukmin. Ada sepuluh hal yang dapat 
merobek keutuhan hatinya, merusak agamanya, dan menghentikan amalnya. Kabut 
kekerasan dan kelalaian hati, dinginnya rayuan dosa dan maksiat yang menusuk, 
panasnya hawa nafsu yang membakar, awan keraguan, api kemusyrikan, topan cinta 
dunia, gelapnya kebodohan, angin cobaan dan fitnah, bau busuknya keharaman, 
lumpur kebejatan, kezaliman dan kemungkaran, gangguan dari sesama manusia yang 
secara lahir berbaju iman tetapi hakikatnya penganut bidah dan pengidap 
kemunafikan, serta gangguan dari musuh, yaitu orang kafir. Kita memohon 
perlindungan kepada Allah Swt. dari segala ancaman membahayakan ini.

12. Lebah tidak mau berbaur dengan hewan lain yang tidak sejenis meskipun 
memiliki beberapa sifat yang mirip. Seperti itu pulalah seorang mukmin. Ia 
tidak mau berbaur dan bergaul akrab dengan orang yang tidak memiliki sifat yang 
sama walaupun nama dan bentuk mempunyai kemiripan.
13. Dari perut lebah keluar lebih dari satu cairan yang berbeda-beda warna. 
Setiap cairan mempunyai manfaat tersendiri yang mengagumkan. Demikian juga 
halnya dengan seorang mukmin. Dari hatinya keluar banyak ‘cairan’ yang beragam 
warna dan manfaatnya. Apa keluar dari hatinya itu mengalir lewat mulutnya 
berupa ilmu, hikmah, kata-kata bijak, isyarat, kecerdasan, cinta dan kasih 
sayang, kejujuran, nasihat, dan sebagainya.

14. Lebah mengeluarkan kotorannya lewat dubur, sedangkan madu dikeluarkannya 
lewat mulut. Begitu pula seorang mukmin. Syahadat tauhid, beragam ilmu, bacaan 
Alquran, zikir, kata-kata yang baik, serta amar-makruf dan nahi-mungkar 
dikeluarkannya dari mulut dengan pengucapan lidahnya. Adapun kotoran dan hadas 
dikeluarkannya lewat kubul atau dubur.

15. Lebah memakan yang baik, mengeluarkan yang baik, serta memberi kepada yang 
lain makanan yang lezat dan baik. Demikian juga seorang mukmin. Makanan yang 
dikonsumsinya baik dan ilmu yang diberikannya juga baik.

16. Lebah, bila hinggap di ranting atau dahan pohon, tidak mematahkannya. Bila 
meneguk sedikit air sesuai kebutuhannya, lebah tidak menyebabkan air yang 
ditinggalkan menjadi keruh. Bila mengisap sari bunga, lebah tidak merusak 
bagian bunga lainnya. Demikian pula halnya dengan seorang mukmin. Ia 
berinteraksi dengan sesama manusia dalam banyak hal dengan penuh perhitungan, 
keadilan, kasih sayang, dan nasihat. Ia bergaul sekadar untuk tahu tanpa 
menyakiti atau menganiaya serta memisahkan diri untuk menjaga keselamatan dan 
kesucian.

17. Jika ada orang yang coba mengusik lebah, menggangu ketenangan dan 
kehidupannya dengan mempermainkan atau merusak sarangnya, lebah pasti tidak 
akan tinggal diam. Ia pasti akan menyengat orang usil itu. Sebaliknya, jika 
seseorang berdamai dengan lebah, tidak mengusik ketenangannya, dan tidak 
mengganggu kehidupannya, maka lebah pun tidak akan berbuat apa-apa terhadapnya. 
Seperti itu pula watak, perilaku, dan sikap seorang mukmin. Terhadap orang yang 
meredam kemungkaran, tidak menunjukkan kemunafikan, dan tidak mempertontonkan 
kejahatan, ia tidak akan memata-matai atau menelisik jejaknya. Terhadap orang 
yang sebaliknya, ia akan mengingatkan dengan lisan dan mencegah dengan tangan 
(kekuasaan).

18. Lebah, kita lihat, selalu terbang di taman-taman bunga dan mengitari 
tempat-tempat yang wangi di pinggir-pinggir sungai atau di warung-warung yang 
menjual makanan manis. Demikian pula halnya dengan seorang mukmin. Engkau akan 
melihatnya selalu berada di majelis-majelis ilmu dan zikir serta di rumah para 
ulama, ahli hikmah, dan ahli makrifat yang berzuhud. 

19. Lebah, bila hinggap di atas sekuntum bunga, tidak akan beranjak sebelum 
benar-benar kenyang mengisap sari bunga. Ia lebih memilih mati di taman bunga 
daripada pulang sebelum memperoleh apa yang dicarinya. Seperti itu pulalah 
seorang mukmin. Ketika mereguk manisnya takarub dengan Tuhan dan bertemu dengan 
seorang ahli hikmah, ulama yang memberinya nasihat agama, atau ahli makrifat 
yang menceritakan pengalaman rohani, ia akan merasa betah bersama mereka. 
Ketika melakukan amal saleh pun, ia enggan berhenti sampai kematian 
menghentikannya. 

20. Di musim semi dan musim panas lebah memindahkan cadangan makanannya dari 
luar ke dalam sarang hingga penuh, sedangkan ia sendiri tinggal di luar sarang. 
Di musim dingin, ia masuk ke sarangnya dan berdiam di dalamnya sambil menata 
kembali tata ruang sarang. Demikian pula seorang mukmin. Di musim semi dan 
musim panas ia bekerja untuk memenuhi keperluan pangannya dan kebutuhan 
keluarganya yang bersifat primer. Begitu masuk musim dingin, ia segera 
mendatangi majelis-majelis ilmu dan zikir, mengunjungi para ahli ilmu dan ahli 
hikmah, beriktikaf di masjid, serta giat beribadah, mengevaluasi diri, dan 
menata kembali amal-amalnya.

21. Lebah makan dari hasil kerja kerasnya sendiri dan memberi yang lain dari 
jerih payahnya sendiri. Ia tidak pernah mengganggu milik hewan lain, bahkan 
matanya tidak pernah melirik sesuatu yang bukan miliknya. Seperti itu jugalah 
seorang mukmin. Ia makan dari usahanya sendiri, memberi orang lain dari hasil 
kerjanya sendiri, dan tidak pernah meminta-minta kepada orang lain betapapun 
butuhnya.

22. Ketika di dalam sarangnya tidak ada sesuatu yang bisa dimakan, lebah tidak 
akan masuk ke sarang lebah yang lain untuk mencari makanan. Jika di dalam 
sarangnya ada sesuatu yang bisa dimakan, ia makan. Jika tidak, ia pun menahan 
lapar. Demikian pula seorang mukmin. Betapapun ia membutuhkan bahan makanan, ia 
tidak akan mendatangi rumah orang untuk meminta-minta. Ia tidak akan berani 
mengambil milik orang lain dengan cara paksa atau lewat kekerasan, betapapun 
sulitnya ia mendapatkan bahan pangan. Jika ada orang yang memberi dengan suka 
rela, tanpa unsur pemaksaan, barulah ia menerima. Jika tidak, ia pun menahan 
lapar.

23. Lebah tidak bekerja berdasarkan pendapat sendiri atau menurut keinginan 
pribadi, melainkan berdasarkan petunjuk sang pemimpin. Ia hanya mengikuti apa 
yang telah digariskan oleh sang raja dan tidak keluar dari aturannya. Demikian 
juga seorang mukmin. Ia tidak beramal berdasarkan nalarnya sendiri atau menurut 
selera pribadinya, melainkan mengikuti imam dan ulama tepercaya.

24. Lebah tidak akan melaksanakan pekerjaannya sebelum menutup pintu sarangnya. 
Selagi masih ada celah, lubang, atau kebocoran dalam dinding sarangnya, ia 
terlebih dahulu memperbaikinya sebelum menggarap pekerjaannya. Begitu jugalah 
seorang mukmin. Ia tidak merasakan manisnya ibadah dan giatnya amal kecuali 
dalam kondisi tertutup ketika tidak ada yang melihatnya kecuali Allah Swt. 
atau, paling-paling, anggota keluarganya. Amal yang dilihat oleh anggota 
keluarga ketika berada di rumah atau oleh teman ketika berada dalam perjalanan, 
tidak mengurangi nilai ikhlas. 

25. Lebah tidak memerlukan banyak barang dunia. Yang diperlukannya hanyalah 
air, bunga, dan tempat-tempat yang mengeluarkan aroma wewangian. Begitu pula 
halnya dengan seorang mukmin. Di dunia ini, yang dibutuhkannya hanyalah ilmu 
yang bermanfaat, zikir kepada Allah Swt., dan amal saleh. Itulah yang menjadi 
kesibukannya. Ia mengonsentrasikan diri, berjuang, dan mati di dalamnya.

26. Ukuran tubuh lebah kecil dan bentuknya tidak menarik—untuk tidak mengatakan 
hina, tetapi hasil karyanya berbobot, berkualitas tinggi, beharga mahal, berasa 
enak, dan merupakan makanan/minuman yang paling manis. Seperti itu pulalah 
seorang mukmin. Ukuran tubuhnya mungkin kecil serta banyak orang menghina dan 
meremehkan penampilannya, namun kualitas, nilai, dan amalnya amat berbobot dan 
sungguh mulia.

27. Lebah mempunyai tiga keadaan, yaitu: terbang dengan sayap, bergerak dan 
bekerja dengan tubuh, dan diam beristirahat. Demikian pula seorang mukmin. Ia 
mempunyai tiga keadaan. Pertama keadaan ketika terbang dengan hatinya, 
melintasi alam malakut dan dunia metafisik, serta meresapi makna-makna ilmu. 
Kedua keadaan ketika beribadah, mengabdi, dan beramal dengan anggota badan. 
Ketiga keadaan ketika berhenti dari dua keadaan sebelumnya. Dalam keadaan 
ketiga ini, ia beristirahat dengan melakukan apa yang dihalalkan oleh Allah 
Swt., seperti makan, minum, dan bercengkerama dengan anggota keluarga.

28. Lebah akan mati-matian mengejar orang yang mengambil barang miliknya, ke 
mana pun orang itu lari. Ia pasti akan mencegah tangan orang yang hendak 
mengambil harta miliknya berupa sarang dan madu. Ia tidak akan pernah 
menyerahkan harta miliknya begitu saja kepada siapa pun, kecuali terpaksa. 
Demikian juga halnya dengan seorang mukmin. Demi menjaga kehormatan diri, 
agama, keutuhan amal, dan keluarganya, ia rela mengorbankan jiwa dan hartanya. 

29. Semua jenis burung menjadi najis begitu mereka mati dan tempat mereka mati 
juga menjadi najis. Lain halnya dengan lebah. Selagi hidup dan sesudah mati, ia 
tetap suci. Begitu pula seorang mukmin. Semasa hidup dan setelah matinya, ia 
tetap suci.

30. Makanan yang paling menggugah selera dan paling manis di dunia ini adalah 
madu yang dihasilkan oleh lebah. Demikian juga halnya dengan seorang mukmin. Ia 
menghasilkan manisan yang paling manis dan paling mengundang selera, yaitu 
makrifat, iman yang murni, ilmu yang bermanfaat, dan cinta yang suci.

31. Lebah, bila diterjang angin kencang hingga terlempar ke permukaan air, ke 
tanah berlumpur, atau ke tengah-tengah duri, ia masih bisa berjuang untuk 
bangkit dan akhirnya selamat lalu terbang lagi. Tetapi, apabila terlempar ke 
dalam api atau ke tengah-tengah asap, ia tidak akan selamat dan akhirnya 
binasa. Seperti itu pulalah seorang mukmin. Karena satu dan lain hal, mungkin 
ia terhempas ke dalam lumpur dosa dan maksiat. Hampir dapat dipastikan, ia bisa 
bangkit kembali dan keluar dari lumpur itu. Namun, jika ia terjerumus ke dalam 
kekufuran dan bidah, ia pasti akan binasa di dalamnya. Tidak ada harapan untuk 
bisa selamat.

32. Semua burung dapat dipikat dengan biji-bijian yang disimpan di dalam 
perangkap, sedangkan lebah tidak bisa dipancing dengan apa pun selain dengan 
apa yang dihasilkannya, yakni madu. Begitu terperangkap dalam madu, ia mati di 
dalamnya. Demikian pula halnya dengan seorang mukmin. Ia tidak bisa dipancing 
dengan benda atau rayuan duniawi. Ia hanya akan terpancing oleh Allah Swt. atau 
dengan apa yang dimiliki-Nya, seperti kebenaran, ilmu, dan hikmah.

33. Setiap kelompok lebah mempunyai seekor pemimpin. Selama sang pemimpin 
berada di tengah-tengah mereka, musuh tidak akan berani mengusik dan tidak akan 
coba-coba mengambil milik mereka. Apabila sang raja mati atau pergi 
meninggalkan mereka, mereka pun kocar-kacir berhamburan dan akhirnya satu 
persatu binasa. Demikian juga kaum mukmin. Selama para ulama dan imam berada di 
tengah-tengah mereka, musuh tidak akan berani mengusik mereka dan setan tidak 
akan berani mengganggu mereka. Jika tidak ada seorang pun ulama dan imam di 
antara mereka, mereka pun tercerai-berai dan akhirnya binasa.

34. Apabila raja lebah mempunyai cacat, rakyat lebah tidak dapat bekerja dengan 
baik, sarang pun tidak terawat dengan baik, dan pada gilirannya mereka akan 
hancur. Sebaliknya, jika sang raja lurus dan bertindak dengan bijaksana, rakyat 
lebah pun hidup dengan baik dan lancar. Seperti itu pulalah kaum mukmin. Bila 
para pemimpin mereka adil, para ulamanya bertakwa, serta para pedagang dan kaum 
profesionalnya jujur, maka urusan mereka akan berjalan dengan baik dan lancar. 
Jika tidak, mereka akan celaka.

35. Komunitas lebah akan tetap makmur meskipun sebagian anggota komunitasnya 
ada yang mengikuti hawa nafsu, ditimpa penyakit, atau melakukan kesalahan, 
selama raja mereka adil dan bertindak lurus. Demikian juga komunitas kaum 
mukmin. Apabila kalangan khusus mereka sudah tidak bermoral, kalangan awam pun 
akan terbawa binasa. Sebaliknya, meskipun kelakuan kalangan awam bobrok, mereka 
tidak akan binasa selama kalangan khusus berperilaku baik dan berakhlak mulia. 

36. Ada dua jenis lebah: lebah yang ada di gunung-gunung dan bersarang di 
pepohonan dan lebah yang ada di tengah-tengah keramaian dan bersarang di 
perumahan. Lebah yang ada di gunung-gunung dan bersarang di pepohonan 
terlindung dari polusi dan relatif aman dari ancaman kebinasaan. Lebah yang ada 
di tengah-tengah perkampungan manusia dan bersarang di rumah-rumah atau 
bangunan lain yang dibuat oleh manusia, tidak aman dari bahaya kehancuran. 
Demikian juga halnya dengan orang beriman, ada dua macam. Di antara mereka ada 
yang menghabiskan sebagian besar waktunya di pasar-pasar dan sentra-sentra 
keramaian lainnya. Ada pula yang menempuh pola hidup zuhud, jauh dari 
keramaian, dan gemar mengasingkan diri di gunung-gunung atau di gua-gua untuk 
berkhalwat. Yang pertama relatif tidak aman dari fitnah dan kemungkinan 
terjerumus dalam hal yang haram dan syubhat. Yang kedua aman dari semua itu; 
mereka lebih tenteram, damai, selamat, dan suci.

37. Lebah tinggal di dalam sarang yang terbilang bersih dari benda-benda yang 
tidak diperlukan dan kosong dari barang-barang yang tidak berguna. Lebah, 
bahkan, tidak menyimpan sumber pangannya di dalam sarang. Dengan kata lain, ia 
tidak pernah membawa sekuntum bunga atau sumber makanan lainnya ke dalam 
sarang. Hal itu tidak membuatnya takut kelaparan. Ia begitu tenang dan damai 
tinggal di dalam sarang tanpa ada kekhawatiran akan sumber pangan. Demikian 
juga halnya dengan seorang mukmin. Ia tidak takut akan kemiskinan dan 
kebangkrutan. Menjadi miskin atau kaya baginya sama saja, sebab yang membuat 
dirinya merasa kaya adalah limpahan keyakinan dan manisnya kebersamaan dengan 
Tuhan.

38. Kawanan lebah, jika dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, mereka 
menurut saja dan tinggal di tempat yang baru dengan nyaman. Seperti itu pulalah 
seorang mukmin. Di mana pun ia berada dan ke mana pun ia diajak, dengan senang 
hati ia akan menjalani dan mengikutinya. Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan 
seorang mukmin adalah seperti air, mengalir dengan mudah ke mana saja selama di 
sana tidak ada hal-hal yang dilarang oleh agama atau hal-hal yang dapat 
mengurangi kadar keberagamaannya.”

39. Lebah tidak suka dengan iklim yang terlalu panas atau terlalu dingin. Itu 
karena, baik iklim yang terlalu panas maupun yang terlalu dingin, keduanya 
dapat mengganggu, bahkan menghancurkan tatanan kehidupan mereka. Demikian pula 
halnya dengan seorang mukmin. Ia berada di antara takut dan harap. Terlalu 
berharap dapat merusak tatanan keberagamaannya dan terlalu takut dapat 
membuatnya putus asa dari rahmat Tuhan.

40. Lebah takut akan dua hal, yaitu: terik matahari yang menyengat di musim 
panas dan dingin yang menusuk di musim dingin. Begitu juga halnya dengan 
seorang mukimin. Ia berada di antara dua hal yang ditakutkan, yakni: ajal yang 
telah ditetapkan Allah Swt.—karena ia tidak tahu apa yang telah Allah Swt. 
tentukan bagi dirinya dalam ketetapan itu—dan ketetapan yang akan datang—karena 
ia tidak tahu apa yang Allah Swt. kehendaki bagi dirinya di masa depan.

Rasulullah saw. juga bersabda, “Seorang mukmin laksana lebah; ia memakan yang 
baik-baik, mengeluarkan yang baik-baik, serta hinggap di ranting tanpa 
mematahkannya.”
Inilah salah satu sifat mukmin. Ia memakan hanya yang baik dan memberi makan 
kepada yang lain pun hanya dengan yang baik. Ia orang baik dan memberi kebaikan 
bagi sesamanya. Ia memberi tanpa diminta, berlapang dada, bersikap santun, dan 
jauh dari keinginan menyakiti orang. Di mana pun berada, ia tak pernah membuat 
kerusakan. Tak heran jika persangkaan orang terhadapnya hanya persangkaan yang 
baik. Dengan sifat-sifat inilah segolongan kaum mukmin dikenal.
—http://www.mail-archive.com

10 rahasia kunci hidup sukses

1. Kawan adalah aset berharga

Dengan menempatkan kawan sebagai aset berharga, maka kita akan menghargai komitmen dan kerja sama dengan siapapun.

2. Kepercayaan adalah modal jangka panjang

Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun sebuah kepercayaan dan hanya sekian detik saja untuk menghancurkannya. Maka berusahalah membina kepercayaan baik kepada siapapun.

3. Menjual dengan harga lebih tinggi dari pembelian bukan harga tertinggi

Namun berbisnis dan berusaha adalah bagaimana dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi orang lain sebesar-besarnya, tampa mengabaikan kelayakan usaha. Nilai kebahagiaan dan keberhasilan usahanya bukan pada berapa besarnya keuntungan materi, tetapi berapa banyak manfaat yang diberikan.

4. Mendengarkan kata hati

Gunakan ketajaman mata hati bukan berdasarkan emosi atau nafsu duniawi.

5. Bekerja dengan hati

Mereka yang bekerja dengan hati akan bersikap baik kepada siapapun.

6. Kekayaan di miliki bukan dari uang yang dimiliki

Menjadi kaya bukan sekedar berhubungan dengan memiliki banyak uang. Namun kekayaan yang utama adalah seberapa besar uang yang kita dapatkan dapat di gunakan untuk menolong orang lain, untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

7. Berorientasi pada manfaat sebesar-besarnya

Berbisnis bukanlah sekedar berorientasi pada profit atau keuntungan materi sebesar-besarnya, tetapi memperoleh keuntungan untuk memberikan manfaat bagi orang lain sebanyak-banyaknya.

8. Fokus pada apa yang di peroleh bukan yang hilang

Fokuslah memikirkan pada apa yang anda peroleh saat ini. Biarkan kesempatan yang hilang berlalu dari anda, karena akan ada kesempatan baru kalau kita mensyukuri apa yang dimiliki saat ini.

9. Gagal hanyalah sebuah proses

Gagal bukanlah akhir segalanya, tetapi bagian dari proses untuk menghasilkan rencana-rencana baru.

10. Akui kesalahan dengan rendah hati

Segera lakukan evaluasi untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.

( Bill Gates)

putritidur.blogdetik.com

Kepasrahan yang mencerdaskan jiwa.

( Izza Rohman Nahrowi ).

Pengabdian kita kepada Allah seharusnya tidak hanya ditunaikan dengan menjalankan kewajiban, yakni segala yang diperintahkan Allah namun pula dengan menjalani ketetapan, yakni segala yang ditentukan Allah. Kematangan iman hanya bisa dirasakan bila kedua hal ini secara sempurna dilaksanakan. Dengan demikian, sebenarnya ada dua hukum yang patut di patuhi oleh orang beriman, yaitu hukum taklif yang sudah lazim kita kenal sebagai berbagai perintah dan larangan Allah yang mesti dijalankan selama hidup, dan hukum takdir yang mencakup ketentuan dan keputusan Allah yang mesti dijalani dalam hidup.

Keperluan dan kebutuhan hidup makhluk sebetulnya adalah sesuatu yang sudah dan terus dijamin oleh Allah. Dengan ilmu-Nya, Allah sudah mengatur diri kita bahkan sebelum kita ada. Setelah kita terlahir ke dunia, Allah pun terus mengatur urusan kita. Akan tetapi, setelah berakal kebanyakan manusia seolah lupa bahwa selama ini urusan hidupnya ada dalam pengaturan Allah.

Allah tidak berhenti mengurus kita sekalipun kita sudah berakal. Ketentuan-Nya terus berlaku. Akal kita semestinya kita gunakan untuk memahami dan melaksanakan secara baik perintah Allah, dan bukan untuk melanggarnya ; untuk memahami dan melakoni secara baik ketentuan Allah, dan bukan untuk menolaknya.

Dalam hidup, kita acap menemukan bahwa apa yang menurut kita baik ternyata bisa membawa keburukan, dan sebaliknya, apa yang kita sangka buruk ternyata malah mendatangkan kebaikan. Boleh jadi ada keuntungan di balik kesulitan, dan ada kesulitan di balik keuntungan. Boleh jadi pula kerugian muncul dari kemudahan, dan kemudahan muncul dari kerugian. Mana yang berguna dan mana yang berbahaya pada akhirnya adalah sesuatu di luar pengetahuan kita.

Mereka yang memelihara kesopanan kepada Allah dan tidak ingin jauh dari-Nya, tentu akan mencoba menggugurkan tadbir dan iradah mereka yang membuat mereka terhijab ( tertabiri) dari Allah. Mereka akan keluar dari gelapnya tadbir ( sikap mengatur diri) menuju terangnya tafwidh, yakni penyerahan urusan atau pilihan hidup kepada Allah, hingga mereka menyaksikan bahwa diri ini di atur dan tidak turut mengatur, ditentukan dan tidak ikut menentukan, serta digerakkan dan tidak bergerak sendiri. Untuk ini di perlukan sikap rida dengan pengaturan Allah. Rasa berat hati hanya akan membuat hati tetap terhijab dari cahaya Allah. Selain itu di perlukan pula sikap selalu berbaik sangka kepada Allah. Allah lebih tahu mengenai apa yang terbaik buat hamba-Nya. Dia pun sudah berjanji bahwa siapa bertawakal kepada-Nya, Dia akan mencukupinya. Lebih dari rida dan berbaik sangka, mereka juga akan senang dan mencintai segala kehendak dan keputusan Allah Sang Pemilik anugerah.

Dari segi ” cara hidup “, baik orang yang berserah ataupun orang yang tidak bersera nyaris tiada bedanya. Yang membedakan mereka adalah cara mereka memandang, merasa, dan menyikapi hidup. Dalam hal ini ajaran isqath al-tadbir sebetulnya adalah juga ajaran mengenai kecerdasan emosional-spiritual. Sebab, pada praktiknya, isqat al-tadbir akan setidaknya membuahkan beberapa sikap hati berikut ini : Pertama, ketidak risauan akan sarana-sarana penghidupan.Sikap ini penting agar hidup tidak di penuhi perasaan cemas,khawatir, gundah dan gelisah yang menempatkan hidup kita selalu dalam tekanan. Tak hanya itu, ketenangan itu sendiri juga penting demi kesuksesan kita meraih sarana-sarana penghidupan.

kedua, Ketidak bergantungan pada amal atau usaha. Kebergantungan pada perbuatan atau daya upaya acap kali berbuntut keputusasaan dan frustasi pada saat kendala dan kegagalan di temui. Dengan bergantung kepada Allah, kita bisa terhindar dari keputusasaan yang mencelakakan.Bersandar kepada-Nya membuat kita selalu bangkit dan selamat dari perasaan terpuruk.

Ketiga, Keridaan pada kenyataan. Kekecewaan,kekesalan, dan ketidakpuasan pada kejadian-kejadian yang menimpa hanya akan menguras energi kita yang sebetulnya bisa kita gunakan untuk sesuatu yang positif. Dengan rida pada kenyataan, segetir apapun itu, kita akan selalu siap menghadapinya dan meresponsnya secara wajar dan berguna.

Keempat, Keberharapan atau optimisme. Hidup dengan bersandar kepada Allah, dan percaya bahwa Dia selalu memberikan yang terbaik, kita melipat gandakan rasa optimis kita, terlepas dari betapa buruk hal-hal yang menimpa kita di mata orang. Dengan tak pernah lalai bahwa Allah Maha Penolong dan Maha Kuasa, dengan tak pernah kehilangan rasa butuh kepada-Nya, kita menjadi terbebas dari penjara keterbatasan, dan merasa lapang sekalipun dikepung oleh berbagai ketidakmungkinan.

 

putriblogdetik.com

Anak belajar dari kehidupan

ika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.

Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri.

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.

Jika anak di besarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan.

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Metode menjemput Maut

Perspektif sufistik ( Al- Ghazali ).

Karya utama tentang tema universal kematian dan alam sesudah mati, yang lahir dari pena teolog islam paling terkemuka. Al-Ghazali menyusunnya sebagai bagian akhir dari kitab empat puluh babnya yang terkenal, IhyaUlum Al- Din. Setelah menguraikan filosofi sufistiknya tentang kematian, dan memperlihatkan tentang pentingnya perenungan tentang ketidakabadian manusia. Al-Ghazali membawa pembacanya mengunjungi tingkatan-tingkatan alam sesudah mati: Pertemuan dengan malaikat di alam kubur, hari kebangkitan, syafaat nabi, dan siksaan neraka, keindahan surga, dan-bagi orang yang terpilih-melihat wajah Tuhan.

Kelanggengan relevansi pesan Al-Ghazali adalah kunci daya tarik karyanya yang sudah berusia delapan abad lebih. Hal inilah yang selalu di ingat dalam usaha menghadirkan buku ini, seraya mengusahakan agar kecemerlangan kualitas sastra karya aslinya bisa terlihat. Pesan-pesan dalam buku inilah yang dibutuhkan manusia modern yang sering dibuat lupa akan agenda paling pasti dalam kehidupan : mati.

 

Putritidur.blogdetik.com